Surat Untuk Ibu Kami di Sekolah

Halo bu, maaf mengganggu.

Ini kami, anak-anak ibu. MIA 3 ’16 yang sebentar lagi lulus.
Bu, kami baru saja menyelesaikan Ujian Nasional. Itu artinya, kami sekarang hanya tinggal menunggu pengumuman. Kita semua tidak akan pernah lagi belajar di kelas, tak akan lagi bersenda gurau di kelas, tak akan lagi mengantuk dan ketiduran di kelas, Asmaul Husna di kelas, bernyanyi lagu Indonesia Raya sebelum belajar. Kami pasti akan merindukannya. Ibu juga kan?

Oh iya, tanggal 10 Mei nanti pukul 17.00 WIB, kami akan menerima hasil pengumuman SNMPTN. Kami mohon do’anya bu. Do’akan semoga kami bisa diterima di PTN yang kami inginkan. Jika memang ada di antara kami yang harus mengikuti SBMPTN atau USM, terus do’akan kami agar diberikan pilihan yang terbaik.

Tetapi bu, ternyata tidak semua mengikuti SNMPTN atau SBMPTN/USM. Ada juga di antara kami yang mengikuti seleksi militer dan polisi. Mungkin mereka ingin menjadi pelindung masyarakat dan negara. Kami yakin, pasti kami semua akan berhasil. Anak-anak ibu ini, pasti bisa!

Ah, kami bingung harus memulai dari mana. Kami benar-benar bersyukur telah diberi kesempatan diwalikelasi oleh ibu di kelas XII ini. Rasanya benar-benar menyenangkan. Dan sekarang, ketika sudah hampir berakhirnya masa sekolah, rasanya entah kenapa begitu berat untuk berpisah.

Tiba-tiba semua ingatan itu muncul kembali. Ketika bersama-sama tertawa di kelas, ketika dimarahi karena ketika pelajaran ibu ada yang di luar kelas, Asmaul Husna, menyanyi Indonesia Raya, ketika perjalanan ke Jogja, dan yang terakhir kemarin ketika foto kelas. Semuanya berlalu dengan cepat. Sekarang, perpisahan sudah di depan mata.

Kami tahu betul bu, kalau perpisahan ini adalah awal dari masa depan gemilang. Tapi tetap saja, rasa ingin selalu bersama-sama selalu ada. Bersenda gurau seperti biasa, belajar di kelas seperti biasa, mengobrol dengan biasa. Tapi seperti kata pepatah. Jika ada pertemuan pasti ada perpisahan.

Bu, sebelumnya kami minta maaf. Kami masih belum bisa memberikan apapun untuk ibu. Hanya sebuah surat yang berisi coretan dari kami yang baru bisa kami berikan. Hanya untaian kata terimakasih dan do'a yang bisa kami sampaikan pada ibu.   

Yang terakhir, terimakasih karena ibu sudah bersedia membaca surat ini. Terimakasih sudah menjadi orang tua kedua yang terbaik untuk kami. Terimakasih telah mengurus kami, telah mendidik kami, dan juga mengayomi kami. Sekali lagi, terimakasih banyak. Semoga ibu senantiasa diberikan kelancaran, kemudahan, kesehatan, dan dilindungi oleh Allah SWT. Aamiin.


Salam hangat dari kami,



MIA 3 ‘16

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mungkin Kamu Tertarik~

Apa yang Kami Lakukan di Bali? Sebuah Catatan Perjalanan

Saya baru saja kembali sehabis perjalanan Bandung – Bali selama satu minggu menggunakan bis. Iya. Bis. Sungguh perjalanan yang melelahk...